Senin, 31 Januari 2011

Merenung tentang Kegagalan



Gagal itu bagian dari kehidupan, suatu ketetapan yang haq dari Allah Swt. atas tiap makhluknya.


Seorang balita akan bisa berjalan apabila ia telah melalui proses kegagalan berdiri, seekor burung kecil tidak akan bisa terbang sebelum ia telah melewati fase-fase kegagalan dalam pengepakan sayap..


Banyak hal menakjubkan yang tidak kita sadari, berawal dari kegagalan. Kegagalan sendiri secara garis besar terdefinisi sebagai suatu keadaan tidak menyenangkan yang terjadi dalam proses pengembangan diri seseorang untuk menjadi lebih baik (ingat, yg namanya keadaan, bisa diubah).


Hakikatnya, seorang yang sedang berusaha pasti akan terancam dengan kegagalan.Orang sering bertanya, 

"Bagaimana menghindari kegagalan atau rasa sedih akibat kegagalan?"..
Prepare your self before the match, siap menang 30%; siap gagal 70%->insyaALLAH itu jawabnya.

Lantas, 
"Bagaimana dengan seseorang  gagal yang belum preparing sebelum pertandingannya ??  "; jawabannya:
"Tanyakan pada dirinya sejujur-jujurnya, apabila ia menduduki posisi sukses yg ia dambakan, beranikah ia mengambil resiko sebagai orang besar, yg selalu mndapat ujian iman lebih besar drpd seseorang berderajat lebih rendah di bawahnya atau yg selalu mendapat lawan selain kawan?? Sudahkah kejujuran dan keprofesionalitasan bersaing telah menjadi bagian dari dirinya selama ini??Sudah banyakkah pengalamannya atas itu??"

Jika jawabannya belum, berlatih dulu dalam posisi kekalahannya saat ini adalah lebih baik untuk menjadi pemenang di masa datang (terus berusaha, jgn putus asa)


Jika jawabannya sudah, berarti ia paham tentang hakikat hidup selama ini. Menjawab pertanyaan di atas tidaklah mudah. Seseorang yang mendapati jawaban sempurna atas pertanyaan tsb dalam dirinya, insyaAllah ia seorang yang berjiwa besar, yang tetap fokus pada tujuan dan ikhlas dalam menjalani hidup. Dan tahukah Anda, bahwa orang seperti inilah yang sebenarnya mendapat rahmat dari Tuhan-nya. Ia tetap menjaga amanah seorang hamba dan khalifah di bumi ini. Ia paham bahwa hidup itu benar2 tempat singgah yang sementara sekaligus lahan subur untuk menanam modal amalan baik. Karena itu, orang cerdas yg seperti inilah yang menjadi harapan dunia dan akhirat(surga).


Gagal itu anugerah.. Betapa tidak-menyadarinya orang yang benci menerimanya, bahwa ia baru saja memprotes suatu ketentuan tentang:
  1. penjagaan iman dirinya dari degradasi iman apabila ia tidak gagal,
  2. penyelamatan dirinya dari musibah yang dpt ia peroleh apabila ia tidak gagal,
  3. kenaikan derajat imtaq dirinya, yang bisa tidak ia dapatkan bila ia tidak gagal,
  4. rahmat Tuhan-nya dalam bentuk 'kegagalan' bagi dirinya; ia tidak akan dpt rahmat bila ia tdk gagal.

by UKKI Asy Syifa

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More